Total Tayangan Halaman

Selasa, 14 Juni 2011

BROADCAST MEDIA Advertising


Seperti media massa lainnya di Jerman, broadcast media/badan penyiaran pun beraneka ragam jenisnya dan banyak jumlahnya. Awal mulanya pada tahun 1920-an (radio) dan 1950-an (televisi) sebagai programa yang disiarkan oleh badan publik.
Mulai akhir tahun 80-an spektrum itu diperluas dengan berkembangnya sistem ganda yang mencakup badan penyiaran publik dan badan penyiaran swasta. Sekarang terjadi persaingan antara kurang lebih 460 badan penyiaran radio yang umumnya bersifat lokal atau regional. Sekitar 75 di antaranya adalah radio publik, dan ke-385 radio swasta umumnya adalah radio niaga.
Selama sejarahnya secara keseluruhan, radio telah mengalami perubahan fungsi. Setelah munculnya televisi, radio berkembang menjadi media paralel yang dilihat dari durasi pemakaiannya mencapai nilai yang kurang lebih sama dengan televisi.

Televisi di Jerman dapat dibedakan menurut wilayah jangkauan, supraregional atau regional, dan menurut jenis tayangan, programa lengkap atau programa spesifik.
Bila dibandingkan dengan pertelevisian di Eropa dan di bagian dunia lain, Jerman memiliki beberapa di antara badan penyiaran terbesar, baik yang publik (ARD dan ZDF) maupun yang swasta (RTL, Sat1, ProSieben).
Tergantung dari modus teknik (terestris, satelit, kabel, pita lebar, mobil) dan dari jenis sinyal (analog atau digital), pemirsa dapat menerima dua puluh lebih programa dari badan penyiaran publik, di antaranya kedua kanal nasional utama, ARD dan ZDF, serta sejumlah programa yang diproduksi secara regional, tetapi disiarkan di seluruh Jerman, seperti WDR, MDR dan BR.
Di samping itu ada televisi khusus, seperti saluran dokumentasi Phoenix, atau kanal KIKA khusus untuk anak-anak. Pilihan siaran itu diperluas lagi dengan adanya tiga badan penyiaran internasional, yaitu Deutsche Welle (DW-TV), stasiun Jerman yang melayani pemirsa di luar negeri, saluran Jerman-Perancis arte, dan saluran budaya Jerman-Austria-Swis 3sat.

Strategi digitalisasi yang diikuti oleh ARD dan ZDF bertujuan juga untuk memasyarakatkan pemakaian televisi tanpa terikat jadwal siaran (mediathek), maupun bentuk tayangan baru secara online atau mobil. Dalam pada itu selalu dapat timbul konflik dengan televisi swasta yang khawatir akan adanya persaingan tak seimbang, kalau pengaruh “badan bersubsidi” di pasaran menjadi terlalu kuat.
Dan oleh karena itu, sebagian orang memikirkan bagaimana menyajikan suatu tayangan baru yang berevolusi dari waktu ke waktu yang tiada habisnya dan tiada dua nya di Dunia yang mungkin bagi sebagian orang hanya ada dalam khayalan mereka saja.
Secara singkat, Rahasia Strategi digitalisasi sampai sekarang ini masih diperbincangkan.. sebagian orang malah sudah menyerah sejak awal yang awalnya juga bagi sebagian orang telah menyerah seperti menyerahkan diri kepada keadaan dan menunggu pencetus atau salah satu dari kita yang akan maju.

Sejarah Penyiaran Dunia

Sejarah media penyiaran dunia dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu sejarah media penyiaran sebagai penemuan teknologi dan sejarah media penyiaran sebagai suatu industri. Sejarah media penyiaran sebagai penemuan teknologi berawal dari ditemukannya radio oleh para ahli teknik di Eropa dan Amerika. Sejarah media penyiaran sebagai suatu industri dimulai di Amerika. Dengan demikian, mempelajari sejarah media penyiaran dunia, baik sebagai penemuan teknologi maupun industri nyaris hampir sama dengan mempelajari sejarah penyiaran di Amerika Serikat. Pada bagian ini, akan dibahas sejarah penyiaran dunia dan juga sejarah penyiaran di Indonesia.
Sejarah media penyiaran dunia dimulai ketika ahli fisika Jerman bernama Heinrich Hertz pada tahun 1887 berhasil mengirim dan menerima gelombang radio. Upaya Hertz itu kemudian dilanjutkan oleh Guglielmo Marconi (1874-1937) dari Italia yang sukses mengirimkan sinyal morse –berupa titik dan garis- dari sebuah pemancar kepada suatu alat penerima. Sinyal yang dikirimkan Marconi itu berhasil menyeberangi Samudera Atlantik pada tahun 1901 dengan menggunakan gelombang elektromagnetik.
Sebelum Perang Dunia I meletus, Reginald Fessenden dengan bantuan perusahaan General Electric (GE) Corporation Amerika berhasil menciptakan pembangkit gelombang radio kecepatan tinggi yang dapat mengirimkan suara manusia dan juga musik. Sementara itu tabung hampa udara yang ketika itu bernama audion berhasil pula diciptakan. Penemuan audion menjadikan penerimaan gelombang radio menjadi lebih mudah.
Radio awalnya cenderung diremehkan dan perhatian kepada penemuan baru itu hanya terpusat sebagai alat teknologi transmisi. Radio lebih banyak digunakan oleh militer dan pemerintahan untuk kebutuhan penyampaian informasi dan berita. Radio lebih banyak dimanfaatkan para penguasa untuk tujuan yang berkaitan dengan ideologi dan politik secara umum.
Peran radio dalam menyampaikan pesan mulai diakui pada tahun 1909 ketika informasi yang dikirimkan melalui radio berhasil menyelamatkan seluruh penumpang kapal laut yang mengalami kecelakaan dan tenggelam. Radio menjadi medium yang teruji dalam menyampaikan informasi yang cepat dan akurat sehingga kemudian semua orang mulai melirik media ini.
Pesawat radio yang pertama kali diciptakan, memiliki bentuk yang besar dan tidak menarik serta sulit digunakan karena menggunakan tenaga listrik dari baterai yang berukuran besar. Menggunakan pesawat radio ketika itu, membutuhkan kesabaran dan pengetahuan elektronik yang memadai.
Sedangkan Sejarah penyiaran suatu industri bermula saat seorang pengusaha tersukses di Dunia yang sekarang baik sebelumnya, maupun selanjutnya mengembangkan usaha mereka yang tidak pernah terpikirkan orang atau hanya karena mereka-mereka ini hanya lagi Hoki ???


by 

BROADCAST MEDIA Advertising

Tidak ada komentar:

Posting Komentar